Oleh : Heri Setiyono, S.Pd
Siapa sih penulis yang tidak ingin bukunya diterbitkan penerbit
mayor, dicetak ratusan hingga ribuan dan tersebar se-antero negeri.
Bisa juga kita artikan, penerbit adalah seluruh proses
kegiatan yang dimualai dari pengeditan, pengilustrasian hingga layouting
atau pendesainan buku untuk dicetak. Naskah buku adalah draft karya
tulis yang memuat bagian awal, isi dan akhir.
Sebenarnya tidak ada penggolongan untuk penerbit menjadi
mayor dan minor secara tertulis dalam undang-undang. Semua penerbit di bawah
ikatan penerbit Indonesia (IKAPI) pada akhirnya berproses secara mandiri
memproduksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mendaftarkan
terbitannya yang dipantau oleh Perpusnas. Pihak perpusnas sendiri adalah yang
mengeluarkan ISBN.
Kemudian kerena oplah terbitan sebagai produksi ada yang
hingga mencapai kapasitas produksi besar, jika di ISBN hinga mencapai tiga
hingga empat digit angka. Angka di ISBN yang menunjukkan jumlah cetakan. Hal
ini menjadikan masyarakat akhirnya
memberikan istilah penerbit mayor. Karena
terbitannya yang luar biasa besar dan pemasaran yang mencapai wilayah
yang luas.
Lalu bagaimana menembu penerbit mayor ini? Secara simple
lakukan cara dibawah ini.
- 1. Pilih dan tentukan tema terlebih dahulu
Memilih tema yang menjadi keahlian dan
kompetensi memungkinkan untuk lebih mudah menulis. Sangat mungkin guru menulis
hal-hal terkait keilmuan keprofesiannya. Semakin menguasai maka akan semakin
lancar menulis, tentunya hal ini juga meminimalisasi adanya plagiarism dan
double konten jika dalam internet.
- 2. Lihat contoh buku yang telah terbit
Sesekali pergilah ke toko buku dan lihatlah
berbagai buku disana. Kita bisa melihat berbagai konsep buku yang telah terbit.
Ada yang berupa bunga rampai hingga berupa lifehack dan tips praktis. Semua
memiliki konsep yang jelas. Kejelasan konsep ini tidak ada salahnya untuk
diamati, tiru dan modifikasi (ATM).
- 3. Pelajari genre favorit penerbit tujuan
Setelah konsep didapat penting juga kita tahu
visi penerbit yang akan dituju. Hal ini agar kita tahu genre buku yang menjadi
favorit diterima penerbit tersebut. Kecocokan ini akan memberikan peluang
naskah kita lebih dilirik.
- Buku teks pelajaran
Untuk buku teks pelajaran sebagaimana dalam
aturan angka kredit, menghasilkan buku ini akan memberikan angka kredit yang
besar. Apalagi jika buku sudah berstandar nasional BSNP.
Namun, ada beberapa penerbit yang menerima
buku teks pelajaran mewajibkan penulisnya sudah memiliki sertifikasi
penulis. Anda bisa mengikuti sertifikasi
penulis jika buku teks yang dihasilkan dipakai oleh kemendikbud.
Buku nonteks dapat berupa buku pengayaan,
buku referensi dan buku modul pelajaran.
Buku ini menjadi penunjang dalam pembelajaran dan profesi keguruan.
- Buku umum
Buku umum dapat berupa buku fiksi, novel,
puisi dan prosa. Buku jenis ini banyak sekali dan beberapa penerbit memfokuskan
diri lagi kepada targetan usia pembaca. Jadi jika akan membuat karya fiksi,
penting untuk menentukan apakah akan bisa dinikmati semua umur atau hanya untuk
usia tertentu.
Maka kemudia kita akan bertanya, menilik dari sudut pandang
penerbit, buku seperti apa yang dapat lolos terbit?
Penerbit pastilah akan memfokuskan pada unsur market.
Dominasi ini membuat kita sebagai penulis harus pintar-pintar apakah buku yang
dihasilkan sesuai trend pasaran tidak. Penerbit juga pasti mempertimbangkan
besarnya market. Apakah buku yang diterbitkan akan memiliki market yang besar?
Jika ya, persentase lolos terbit lebih besar.
Buku teks memiliki perjuangan lebih selain pembuatan
naskahnya, sebab penerbit juga akan menilaikannya ke BSNP. Maklumlah bukunya
nanti akan menjadi buku pegangan pelajaran.
Setelah naskah jadi kita perlu mengajukan proposal ke
penerbit, bukan asal kirim saja. Isi proposal berupa judul, sub judul, synopsis
buku, outline dan sampel bab minimal dua bab dan curriculum vitae penulisnya.
Dalam proposal berikan penjelasan mengenai sasaran pasar,
pesaing buku lainnya yang telah terbit untuk membantu penerbit dalam memandang
dan menilai naskah buku. Penting juga memberikan daerah market sasaran,
positioning materi pesaing, dan keunggulan buku daripada pesaing agar penerbit
mudah melakukan review.
Jika naskah kita lolos terbit maka patutlah bersyukur dan berbangga, karena setiap bulan penerbit umumnya menerima dua ratus naskah buku dan hanya menerbitkan dua puluh sampai tiga puluh persensaja dari naskah yang masuk. Jadi pikir matang-matang sebelum naskah dikirim ke penerbit agar naskah tidak dikembalikan atau dimusnahkan untuk menghindari penyalah gunaan oleh oknum. Nah !
...
Heri Setiyono, S.Pd, pemustaka, edukator dan penikmat tokoh
0 Komentar