Menilik Strategi Menulis Buku Ajar dari Sudut Pandang Penerbit



Oleh : Heri Setiyono, S.Pd

 

Banyak diantara kita sebagai pendidik menginginkan buku ajar yang sesuai dengan kondisi kearifan local setempat dan bermakna. Tidak sedikit ingin menulis buku ajar tersebut, tetapi bingung memulainya.

Tulisan ini berusaha menghadirkan bagaimana mentriger buku ajar agar dapat ditulis dengan baik. Namun saya tidak akan membahas keseluruhan dari langkap penulisan hingga struktur sistematikanya. Karena pembahasan kali ini akan mengambil sudut pandang dari penerbit yang biasa menerbitkan buku ajar yaitu Penerbit Andi Offset dengan pemateri Bapak Joko Irawan Mumpuni ,  Direktur penerbitan Andi Offset.

Apa rahasia naskah diterima penerbit?

Penerbit memiliki ketertarikan yang besar terhadap naskah yang memiliki potensi pasar yang besar. Lima puluh persen naskah bisaa diterima penerbit karena faktor potensi pasar. Selain itu reputasi penulis juga penting.

Sebagai penulis pemula jika berencana menulis buku ajar maka lebih baik menimbang besarnya potensi pasar. Hal ini bisa dilakukan dengan mengambil tema-tema menarik dan popular.

Lalu, Bagaimana mengetahui tema tersebut popular?

Sederhana, penerbit akan mengukur tingkat popularitas suatu tema dengan google trend. Hal ini juga dipengaruhi perubahan sikap konsumen. Berdasarkan riset ada beberapa perubahan sikap konsumen; pertama masyarakat semakin empati, melirik go-virtual dan maraknya budaya stay at home. Beberapa perubahan sikap ini mendorong penerbit untuk lebih selektif mempertimbangkan tema.

Selain itu penerbit juga akan melihat reputasi penulis berdasakan jumlah citacy dari tulisannya di google scholar. Well, jika kalian belum memiliki akun google scholar, mulai deh buat, penting lho untuk branding akademika  kalian.

Bagaimana Penerbit menentukan jumlah cetakan?

Ada dua aspek penting dalam menentuukan jumlah cetakan. Pertama market dan kedua lifecycle.  Naskah yang memiliki lifecycle panjang biasanya terkait ilmu murni. Sedangkan buku dengan market yang lebar biasanya adalah ensiklopedia dan semacamnya.

Untuk penulis pemula, penting untuk memilih pada kuartal market lebar dan lifecycle pendek. Hal ini dikarenakan persaingan dengan penulis senior akan lebih kecil. Ingat ditulisan saya sebelumnya bahwa penerbit menerima lebih dari dua ratus naskah setiap bulannya. Bisa dibayangkan bukan bagaimana persaingan untuk diterbitkan.

Penulis senior umumnya enggan menulis buku yang selalu membutuhkan pemutakhiran setiap tahunnya. Inilah peluang bagi penulis pemula untuk menulis buku dengan lifecycle pendek namun market besa. Untuk temanya silahkan kreatifitas mencarinya.

Apa gaya selingkung yang diterima penerbit?
penerbit menerima semua gaya selingkung apapun. Dari Harvard style yang umum digunakan sampai yang jarang dipakai. Kuncinya adalah konsisten memakai gaya selingkungnya. Berdasarkan penulisnya ada dua faktor yang menentukan penulis digemari penerbit. Yaitu penulis yang bersifat industrialis dan tetap idealis.

Penulis yang industrialis adalah penulis yang memperhatikan pasar, sedangkan penulis idealis adalah penulis yang memperhatikan kualitas keilmuwan. Gabungan dua sifat ini adalah ideal untuk diterima penerbit.

Pada penulis pemula dapat dilakukan denganmenulis untuk ilmu-ilmu dasar dibandingkan dengan konten keilmuwan yang tinggi. Sebab semakin sempit pasar akan semakin tidak laku buku. Berbeda jika menulis untuk pendidikan dasar yang berdaya market sangat luas.

Buku yang cepat laku adalah buku-buku pupuler. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan untuk penulis pemula menulis buku ajar. Dalam pecaturan penerbitan buku ajar model persaingan juga berupa perang reputasi penulis. Maka sangat sulit bagi penulis pemula yang belum bereputasi mapan.

Dalam peluncuran buku pun  penerbit melihat waktu yang tepat, sehingga tidak berarti naskah yang lebih dahulu diterima akan menjadi naskah pertama yang diterbitkan. Pelaunchingan buku selalu melihat moment. Bagi kita, guru, menulis buku adalah sebagai bentuk teladan agan anak didik menjadi minat dan gemar menulis. Maka, jangan salahkan  anak tidak melek literasi jika gurunya pun enggan menulis dan membaca.

Dari seribu dua ratusan penerbit yang ada di Indonesia, kesemuanya memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Sehingga daya penyajian penerbit terhadap buku juga bisa kita cari tahu dengan melihat keunikan tersebut dalam buku-buku terbitannya. Artinya be customer first, jadilah pelanggan dari penerbit dahulu selanjutnya akan memahami buku seperti apa yang dicari penerbit.

Ada beberapa tips agar kita selalu melek trend terbaru selain mengakses google trend yaitu aktif ber-sosial media, mengikuti grup diskusi terpumpun dan semacamnya. Dari situ kita akan lebih mudah mencari tema yang sedang “hype.”

 Kita mungkin menginginkan buku kita menjadi best seller nantinya, namun terkadang hal ini bukanlah ekses dari perencanaan. Best seller biasanya adalah blessing. Tidak dapat diduga dan direncana. Best seller sendiri memiliki perbedaan pada setiap penerbit. Ada yang memang karena oplah cetakan yang terjual sangat besar atau sekedar lebel yang tersemat disampul buku sebagai doa agar menjadi best seller. Meskipun nyata-nyata menyematkan kalimat best seller belum tentu buku itu best seller.

Berbicara masalah royalty, di penerbit Andi offset dibayarkan setiap enam bulan sekali. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan naskah dibeli putus dengan sekali bayar menjadi milik penerbit atau dengan kontrak sehingga naskah dibayar dimuka dahulu, jika habis masa kontrak akan dikembalikan lagi kepada penulis.

Demikianlah beberapa pandangan penerbit akan buku ajar. Bagaimana apakah semakin bersemangat menerbitkan buku ajar? Saya ada beberapa tips singkat langkah-langkah penulisan buku ajar yang semoga bermanfaat. Simaklah sebagai bonus bagi kalian yang mengagumkan karena membaca tulisan ini dengan seksama.

   Gali gagasan dengan banyak membaca, mengamati, dan meneliti

   Buat judul yang menarik, namun tetap informatif.

   Buat kartu referensi dengan ukuran 15 cm x 10 cm (kartu ini berguna untuk mencatat kutipan dan sumber referensi)

    Kembangkan yang sudah didapat menjadi tulisan yang utuh

    Periksa kembali tulisan yang sudah dibuat

    Minta pendapat ahli atau rekan sejawat

Tabik. Selamat menulis.

 

Heri Setiyono, S.Pd, pemustaka, educator dan penikmat tokoh





0 Komentar