Menginginkan Menulis Buku Belajarlah dari Bu Iin

 


Oleh : Heri Setiyono, S.Pd

Pada tulisan kali ini kita akan berkenalan dengan tokoh pendidik dari Kediri yang gemar sekali menulis. Silahkan simak agar kita memahammi bagaimana step by step dalam menulis buku nonfiksi.

Awal mula mengikuti tantangan menulis

Ibu Musiin atau Bu Iin adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang delapan yang juga mendapat kesempatan dan tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko Indrajit (Ekoji). Ada sembilan orang yang telah berhasil menaklukan tantangan menulis Prof Eko dan buku mereka telah berhasil masuk ke toko buku gramedia baik secara online dan offline.

Sebagai seorang guru bahasa inggris Bu Iin sudah membuat karya literasi baik modul buku dan ebook sebelumnya.

“Prof. Eko saya ibaratkan sebagai seorang “Master Chef” yang memeberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada setiap diri masing-masing. “ Begitulah kata Bu Iin.

Bahan tersebut didapat dengan menyimak konten youtube Ekoji Channel. Kemudian diramu menjadi buku.

“Seperti yang disampaikan Prof Eko, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, cerita sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada dalam  diri yang belum di keluarkan.” Kata beliau memberikan semangat.

Senada dengan Dan Poyter dalam bukunya “Is there a book inside you?”  bahwa setiap  orang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan di dalam dirinya. Jadi, bergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Proses kreatif dan stilistika penulisan

Bagi Bu Iin menulis tidak lah mudah. Namun, karena kesulitan itulah maka tantangan sesungguhnya. Dari proses menjalani tantangan dengan berani tersebut maka akan menghasilkan Cinta Menulis. Ada beberapa alasan kuat dalam diri Bu Iin menjadi penulis. Alasan ini bisa kita teladani, berikut alasan tersebut; 1) mewariskan ilmu lewat buku. 2) ingin memiliki buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline. 3) mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Seperti yang diungkapkan Rhonda Birne dalam bukunya the secret mengenai hokum tarik menarik dalam semesta. Keinginan kuat tersebut ternyata mengantarkan kepada proses dalam menulis, mengikuti kelas menulis dan tantangan menulis selama sat minggu bersama Prof Ekoji.

Dalam penulisan buku nonfiksi ungkap Bu Iin, terdapat pola sebagai berikut;

  • Pola Hierarkis (buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit.
  • Pola Prosedural (buku disusun berdasarkan urutan proses)
  • Pola klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara.

Bu Iin menggunakan pola klaster dalam menulis buku bersama Prof Ekoji. Berbicara masalah prosesi penulisan, Bu Iin melakukan dalam lima tahap, yaitu; Pratulis, menulis draf, merevisi draf, menyunting naskah dan menerbitkan.

Pada tahap pra tulis langkah yang dilakukan sedari menentukan tema, ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, melakukan riset, membuat mapping dan menyusun kerangka.

Berkaitan dengan tema menurutnya kita bisa melanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menari dengan pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa dan media sosial, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan hinngga membaca buku.

Referensi pun beliau dapatkan dari buku dan internet. Selain itu referensi itu bisa terbentuk juga dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal, pengalaman lain yang diperoleh sejak balita hingga saat ini. Penemuan yang telah didapati hingga pemikiran yang telah direnungkan.

Tahap selanjutnya yaitu menyusun kerangka. Diman kerangka buku disusun dalam bab. Terdapat lima bab dengan anatomi sebagaimana buku nonfiksi. Pada taham menulis draf penulis menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide ditulis.  Dari sini kita bisa mengetahui bahwa menulis membutuhkan keteraturan untuk kejernihan menulis.

Kemudian ada tahapan merevisi draf dan menyunting. Pada revisi draf lakukan revisi sistematika dan struktur tulisan dan penyajian hingga memeriksa gambaran besar dari naskah. Pada langkah menyunting, sunting naskah agar penggunaan ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta hingga merujuk legalitas dan norma menulis.

Berbicara mengenai hambatan menulis

Hambatan menulis yang dirasakan antara lain, hambatan dalam waktu, kreativitas, teknis, tujuan dan psikologis. Hambatan psikologis menurut Bu Iin adalah hambatan yang sangat berat. Hal ini berkaitan dengan deadline yang diberikan. Meskipun di lain sisi deadline juga menjadi pematik dalam menyelesaikan tulisan.

Ada hal menarik yang digunakan Bu Iin dalam mengatasi hambatan. Yaitu dengan banyak membaca. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, disiplin menulis setiap hari dan memasak. Mengapa memasak karena hal itu dirasakan Bu Iin sangat membangkitkan semangat. Nyatanya kegemaran memasak mampu menjadi mood booster.

Well, semoga kita sebagai pendidik gemuk membaca dan  gemar menulis.

 

Heri Setiyono, S.Pd, Pemustaka dan Penikmat Tokoh




0 Komentar