Semangat Menulis Lagi

 

Semangat Menulis Lagi

 


Oleh : Heri Setiyono

Menulis adalah proses kreatif untuk menghasilkan karya.  Menulis setiap hari menjadikan obat jalan bagi jiwa. Bisakah kita menulis setiap hari? Apa yang akan terjadi bila kita menulis setiap hari?

Senin, 4 Januari 2021, Wijaya Kusumah yang akrab disapa Om Jay membagikan cerita dan semangat untuk menulis. Dengan  jargon yang juga menjadi judul buku beliau “ Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi,” menulis menjelma makanan lezat untuk siapa saja yang mau menekuninya.

Menulis adalah kenikmatan. Dengan adanya blog menulis menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini disampaikan Om Jay dengan mengibaratkan kebisaan menulis layaknya suatu kebutuhan. Yang mana kebutuhan itu tidak terpenuhi atau menulis tidak dilakukan maka akan terasa ada yang hilang dan kurang dalam diri. Beliau mengibaratkan  seolah anak kecil yang kehilangan buku tulis karena sedang belajar menulis. Kita menyadari anak kecil yang belajar memulis kemudian menemukan kenikmatan dari proses belajarnya, ketika buku tulisnya hilang maka terasa susahlah dia dan terisak.

Menulis adalah suatu proses. Suatu proses panjang yang tidak hanya membutuhkan perjuangan namun juga komitmen. Om Jay mampu mengisi hari-harinya dengan menulis. Dimulai dengan menulis blog, hingga membuat postingan setiap harinya. Menulis pun terkadang dilakukan untuk killing time menunggu waktu shalat. Hebatnya, komitmen menulis ini mampu dipertahankan hingga tiga belas tahun. Sungguh suatu proses panjang.

Berkelindan dengan proses itu, buah manis hasil menulis menjadi suatu impian banyak orang. Bayangkan saja dari hasil menulis yang Om Jay lakukan, buku-buku yang dicetak mampu memberikan profit yang tidak sedikit jumlahnya. Inilah yang menjadi pembeda penulis yang berkualitas dengan menulis berdasarkan konsumsi tren pasar. Om Jay mampu menulis untuk memberikan kebaikan kepada orang lain. Berbagi, sharing ilmu dan semangat melalui karya.

“Tiada hari tanpa menulis harus menjadi motto hidup kita,” ujarnya dengan semangat. Menulis sendiri mampu menjadi suatu keajaiban yang niscaya dapat terwujud karnya jika komitmen dijaga. Bukankah menulis satu halaman saja setiap hari maka dalam satu bulan sudah tiga puluh tulisan setidaknya menjadi monumental karya. Apalagi jika dilakukan secara berkala hingga satu tahun sungguh menghasilkan buku yang menggugah adalah monument sejarah hidup bukan?

Saat ini masyarakat hidup dalam dunia serba digital, minat baca meningkat meskipun daya konsumsi buku masih belum menemui grafik peningkatan signifikan. Namun dengan menulis setiap hari, maka akan mampu menjadikan setiap individu meningkatkan daya bacanya, literasinya dan tentu saja karya buku untuk saling berbagi ilmu.

Memulai menulis dapat dilakukan dengan menulis apa saja. Tidak perlu memuikirkan terlalu rumit. Bahkan ketika lelahpun kita dapat menuliskan jariku lelah. Om Jay menuturkan dalam belajar menulis pun bisa hanya tiga alinea saja, pembuka isi dan penutup. Itupun menjadi tulisan. Artinya menulis tidak melulu bicara mengenai hal yang harus bagus dalam beberapa kali belajar.

Semangat menulis harus dijaga. Setiap orang mampu melakukannya sekalipun, bahkan jika malas memencet tuts keybord menulis dapat dilakukan dengan aplikasi untuk mengkonversi ucapan kita menjadi tulisan. Alahkah baiknya jika masyarakat semakin gemar membaca dan menulis. Karena menulis dengan tujuan berbagi ilmu, adalah jalan mencerahkan dan solutif mencerdaskan masyarakat dari kebutaan informasi. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Tabik.

 

*Heri Setiyono, Praktisi pendidikan tergabung dalam Belajar Menulis PGRI Gelombang 17.

0 Komentar