Let’s Read: Menumbuhkan Dongeng Menuai Akhlak

 

Let’s Read: Menumbuhkan Dongeng Menuai Akhlak

Oleh: Apriyani

 

Setiap anak berhak atas pendidikan dalam keluarga sebagai madrasah pertama dan utama.  Pendidikan yang berlandaskan kasih sayang akan menumbuhkan karakter terpuji anak. Lalu bagaimana menumbuhkan karakter baik anak di lingkup keluarga dapat dilakukan? Dapatkah dengan membacakan dongeng mampu menumbuhkan empati anak hingga memupuk akhlak terpuji?

Buku-buku dongeng dengan aneka cerita dan warna-warni gambar ilustrasi sekarang sudah banyak dan mudah ditemukan. Bahkan terdapat aplikasi penyedia dongeng dengan gambar berwarna yang menjadi pilihan utama yaitu Let’s Read. Melalui Let’s Read para Yanda Bunda tidak kesulitan lagi mencari cerita anak untuk dibacakan. Karenanya, Let’s Read mampu menghidupkan dongeng melalui cerita bergambar. Aplikasi ini dapat dengan gratis diunduh di google playstore. Link download Let's Read.



Dongeng adalah media sederhana, namun tepat guna membangun karakter baik. Dari kebiasaan membacakan cerita pembangun jiwa kepada si kecil, maka Yanda Bunda bisa menginternalisasikan nilai-nilai karakter baik. Alangkah elokknya Yanda  Bunda setiap hari membacakan cerita anak. Membacakan cerita tidak harus dengan membaca seperti seorang pendongeng ahli, tetapi cukup dengan membaca nyaring biasa, maka dapat mengasah jiwa dan otak anak.

Dongeng sebelum tidur juga berkelindan dengan perkembangan anak dimasa emas. Dalam tidurnya anak tidak hanya mengistirahatkan badannya, tetapi terjadi proses perkembangan otak. Artinya anak mengasosiasi pengetahuannya yang ia peroleh bahkan dalam tidurnya. Di aplikasi Let’s Read orang tua bisa memberikan dongeng untuk merangsang perkembangan otak ini. Mengenalkan bahasa jawa (bahasa ibu saya dan suami) juga dapat diberikan kepada anak kami, Kia.

Kia sudah dikenalkan dengan dongeng sedari dalam kandungan. Selain bacaan murotal Al Qur’an yang diperdengarkan melalui headset di perut ibunya, sesekali juga dibacakan dongeng dan cerita anak islami. Kini kia memiliki rutinitas yang dia sukai yaitu mengaji dan dibacakan nyaring cerita anak maupun dongeng. Kia seperti menemukan kenikmatan dalam kegiatan itu.Iinilah yang kami, orang tuannya sadari sebagai bentuk belajar adalah suatu kenikmatan. Selayaknya bersemangat lahap menyantap makanan lezat favorit. Hummm…Nyam..Nyam.

foto dokumen pribadi

Saat ini Kia berusia empat tahun dan memiliki banyak kosakata dari seringnya disajikan dongeng dan cerita bergambar. Banyaknya komunikasi yang terjalin dari cerita dan dongeng juga mempengaruhinya. Kesemuanya diarahkan kepada semangat Kia dalam mengaji. Sebab, hal ini berdampak positif terhadap kehalusan hati. Alhasil, di usianya yang belia ini Kia sudah mencapai Iqro enam dan Ummi tiga dalam mengaji. Menghidupkan dongeng melalui cerita bergambar dapat diterapkan sebagai upaya menuju kenikmatan belajar. Terlebih didukung dongeng cerita anak pembangun jiwa. Orang tua juga harus selalu menjaga komitmen mengedukasi tentunya.  


dokumen pribadi

Hak anak atas literasi dasar dapat dibangun melalui dongeng. Menghidupkan dongeng melalui cerita bergambar adalah cinta dan apresiasi kepada anak. Mungkin orang tua akan terkejut nantinya ketika anak demikian lancar bercerita, mendongeng, menunjukkan kreatifitas motoriknya, berempati dan halus hati  dan  tuturnya lantaran manfaat dari dongeng. Sungguh menghidupkan dongeng melalui cerita bergambar adalah hal yang sederhana yang berdampak besar.

Hal ini kami terapkan juga kedalam dunia pekerjaan kami  sebagai guru. Saya sebagai guru anak-anak tunagrahita dan suami sebagai guru sekolah dasar tidak jarang menghadirkan dongeng dan cerita anak sebagai kegiatan literasi. Menumbuhkan dongeng di kelas kami sampaikan kepada anak didik kami dengan bantuan aplikasi Let’s Read. Nilai kepraktisan dalam genggaman dari aplikasi ini sangat membantu kami menghadirkan dongeng, menghidupkannya hingga benar-benar hidup di jiwa sebagai akhlak baik. Yuk semua menghidupkan dongeng.

#LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

4 Komentar