Kalau Kamu Sudah Tahu Trik Menulis Ini, Bukumu Akan Cepat Lahir!

 


Oleh : Heri Setiyono

 

Siapa guru yang tidak ingin menghasilkan buku karya sendiri? Ber-ISBN dan banyak diminati. Sebagian besar pasti pengen banget, apalagi buku karya sendiri dan ber-ISBN. Tentunya buku tersebut memiliki angka kredit besar bagi guru untuk penunjang kenaikan pangkatnya.

Akan tetapi, nyatanya masih jauh panggang dari api. Tidak sedikit guru yang bingung mau memulainya darimana, menulis apa, menulisnya bagaimana. Padahal jika dipikir-pikir setiap guru idealnya tidak asing dengan menulis, lho. Menulis di papan tulis misalnya. Yah, meski seringnya dihapus lagi tidak menjadi suatu karya selain noda debu maupun tinta. Parahnya kalau sudah penyakit malas menyerang, mengembangkan diri jarang, ilmu pengetahuan menyusun riset lekang, keinginan naik pangkat cuma di awang-awang. *Duh…Njuk piye?*

Tulisan kali ini menyuguhkan sebuah trik sederhana yang dapat kawan semua lakukan untuk menghasilkan buku dengan cepat. Caranya adalah….#Jreng…jreng…

“Membuat resume dan mengubahnya menjadi buku.” Saya berseloroh dengan mata berbinar.

Kalian pasti berpikir, “Ya ampun, intronya panjang-panjang cuma mau bilang menulis resume.” Sambil garuk-garuk kepala atau malah mengelus dada.

Huhuhu. Oke maaf. Sebenarnya trik ini mudah dan sudah barang tentu semua bisa melakukannya. Hanya butuh ketekunan dan kemauan. Setiap guru pastilah selalu dalam setahun setidaknya sekali mengikuti diklat, seminar maupun diskusi terpumpun, entah yang dipromotori organisaasi profesi, kelompok kerja maupun apa saja. Bahkan, guru bisa mendapatkan ilmu baru entah dari rapat pembinaan oleh kepala sekolah maupun sharing dari rekan sejawat setiap minggunya.

Nah, sangat mungkin jika rajin mengumpulkan pengetahuan yang didapat dari berbagai aktivitas itu menjadi resume dan menggubahnya menjadi buku. Oke, saatnya saya bilang, “Mau menerbitkan buku dengan  cepat, namun bingung mau menulis apa, menulis resume kuncinya.” Sambil promosi kegiatan menulis bersama PGRI agar kedepan lebih banyak lagi pesertanya. *Yuhu selalu ada jalan untuk promosi*

Resume menjadi buku ini merupakan materi belajar menulis PGRI dengan narasumber Bu Aam Nurhasanah. Saya sarikan menjadi artikel yang semoga bisa menambah wawasan akan resume yang oke untuk menjadi buku nantinya.

Sebelum membahas bagaimana Bu Aam dengan materi mengubah resume menjadi buku, sedikit saya ceritakan mengenai resume. Resume berdasarkan KBBI adalah ikhtisar atau ringkasan. Berbeda dengan meringkas pada umumnya, meresume dari paparan narasumber menjadi artikel yang kemudian dijadikan postingan di blog di pelatihan menulis bersama PGRI lebih kepada mengambil intisari, point penting kemudian meraciknya menjadi tulisan sendiri. Yang mana tulisan sendiri ini bisa dibumbui dengan true story, pengalaman pribadi, anasir sumber lain yang relevan, ataupun disampaikan dengan cara pandang pribadi. Tentunya segala bumbu itu tidak mengubah inti dari paparan narasumber tetapi justru memperkaya rasa karena disajikan dengan bahasa sendiri. Lebih keren lagi jika tulisan itu mampu nenjadi lebih "berat" dengan ditambah riset dan unsur pendukung seperti gambar dan infografis.

Berbicara masalah rasa dari tulisan. Setiap orang pasti memiliki gaya sendiri, ada yang runtut seperti notula lengkap dengan tanya jawabnya, ada yang ellipsis sana-sini,ada pula yang bernas lugas dan tendensi, bermacam-macam gaya lekat masing-masing individu. Gaya itu memunculkan rasa jika dibaca. Memang sih masalah rasa ini kadang setiap penulis dan pembaca memiliki selera masing-masing. Kalau saya lebih ke berusaha menjalin ikatan ke kamu, iya….kamu…#ciyeee

Oke, kembali ke inti. Bagaimana sih tehnik menyusun resume menjadi buku ala Bu Aam. Berikut ini tujuh tehnik menulis resume menjadi buku:

  1.        Mengumpulkan resume dalam file word
  2.       Menentukan tema
  3.       Membuat Table of Content (TOC)/ Daftar Isi
  4.       Memulai mengembangkan TOC
  5.       Review, Revisi, dan Edit naskah
  6.       Lengkapi synopsis buku
  7.       Kirim ke penerbit

Kita akan bicarakan lebih jauh mengenai menulis resume. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar memudahkan dalam menuliskannya. Tips ini mungkin sangat berguna buat kita para pemula untuk belajar menulis. Cara pertama yang umum saya lakukan adalah dengan menebar kalimat-kalimat pen-trigger ide. Kalimat ini bisa berupa ujaran dari narasumber maupun ide pokok dari materi yang disampaikan. Setelah kalimat itu ditulis mulailah menuliskan penjelasan-penjelasan dengan bahasa sendiri. Terakhir tinggal bubuhi judul, intro dan ending yang memikat. Cara ini efektif bagi saya saat ingin agar tulisan meengalir saja.

Cara kedua dengan memetakan 5W+1H. Ini mirip sih seperti konsep menulis liputan berita, tetapi kalau saya pribadi lebih diperdalam di How. Tujuannya agar pembaca menemukan manfaat lebih untuk dipelajari dan syukur-syukur diaplikasikan. Lebih ribet dari cara pertama karena agar mendapatkan konsep yang aku banget perlu dipetakan dengan mind mapping dahulu. Setelah konsep jadi, lalu menuliskannya. Dimulai dengan dua menit menulis saja bebas. Lalu mengeluarkan setiap poin dari what hingga how kedalam kalimat-kalimat yang berkait. Hingga akhirnya menambahkan penjelas-penjelas pada setiap poin.

Dua cara itu semoga menjadi sharing yang bermanfaat. Jujur saja saya meyakini bahwa menulis adalah 10 persen bakat selebihnya 90 persen latihan. Dengan semakin banyak latihan maka kita akan memiliki kompetensi menulis. Intinya jangan ambil jalan menerabas dengan copast mentah-mentah artikel orang, apalagi plagiat. Karena menulis adalah kenikmatan dan kehormatan intelektual.

Berbicara masalah buku dari kumpulan resume, tidak masalah jika dibuat dalam bab ataupun tanpa bab. Jika berniat lebih tertata, resume dikelompokkan sesuai tema maka alangkah baiknya dibuat dalam bab. Namun, jika dirasa pembaca lebih banyak membaca secara skimming mungkin menyusunnya tanpa bab lebih nyaman. Tentunya ini berdasar konsep yang akan kamu bangun atas bukumu.

Mengenai review, revisi dan editing bisa dilakukan secara mandiri maupun meminta kawan yang lebih ahli. Hanya saja, saya perlu ingatkan disini bahwa jika kita menerbitkan buku di penerbit indie nantinya, pastikan bahwa penerbit menyediakan jasa editor atau tidak. Alih-alih buku kita dicetak dengan banyak typo dan banyak kalimat tidak efektif, lebih baik rapi dan enak dibaca tanpa mengurangi gaya penulisan kita.

Kesimpulannya, agar cepat bisa menghasilkan buku penulis pemula (red. Guru) bisa memulai dengan menulis resume. Resume yang dijadikan artikel lalu mengikuti tujuh langkah yang diberikan oleh Bu Aam jika terkumpul dua puluh resume setidaknya sudah laik naik cetak menjadi buku. Tetapi perlu diingat untuk melakukan swasunting dan menghindari plagiasi. Kata pengantar dapat dimintakan kepada pakar dengan permohonan yang beretika. Setidaknya itu dulu dari saya, koreksi saya jika ada salah. Keep writing  !

 


 

5 Komentar

  1. Balasan
    1. Terimakasih bu. Masih belum rapi betul sebenarnya.

      Hapus
  2. https://hernisbanah.blogspot.com/2021/01/akankah-karyaku-terbit-bagai-mentari.html
    Monggo singgah diblog saya dan saya tunggu kritikannys

    BalasHapus
  3. Mau komen apa, tidak ada yang perlu dikomentari.
    lanjutkan pak, ditunggu karya-karya selanjutnya.
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih pak mif. Iya ini sedang butuh suntikan semangat.

      Hapus